28 Oktober 2014

Hari ini adalah hari Sumpah Pemuda .
Dulu katanya segerombolan pemuda pejuang berkumpul menjadi satu dan mengucapkan sumpah bersama-sama bahwa ,
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Kini 86 tahun kemudian semenjak sumpah itu diucapkan , seakan akan kita masih tetap harus diingatkan bahwa nenek moyang kita para pemuda pejuang ( baik putra maupun putri ) di tahun 1928 telah sepakat pada persatuan dan kesatuan indonesia , sebelum negeri ini berhasil di proklamasikan di tanggal 17 agustus 1945. Lihat rentang waktu dari tahun 1928 hingga 1945 , para pejuang muda kita telah berpikir visioner maju 17 tahun kedepan untuk bersatu demi indonesia, tapi apa lacur , kini baru saja seorang pemimpin negara dilantik di tanggal 20 oktober 2014 , 8 hari kemudian sudah mendapatkan hujatan hanya karena sesuatu yang belum dilakukannya.

Pastilah segala macam pertentangan ini ada sumbernya , yaitu kekuasaan. tetapi memang tidak mudah saat ini ketika penduduk negara republik indonesia telah mencapai lebih dari 200 juta , maka semua orang seolah memiliki hak yang sama untuk bisa mengatur dan paling benar di negeri ini.
kalau saja perebutan kekuasaan kemarin pun dimenangkan oleh segerombolan pemain lainnya pastilah kejadiannya akan sama juga , segala riuh rendah tidak akan berakhir dan saling iri dengki pun melanda disana sini. begitulah kekuasaan dan ingin saling berkuasa untuk bisa mendapatkan sesuatu dari kekuasaan yang didapatkannya orang harus berjuang sekuat tenaga dan berusaha untuk menjatuhkan seolah olah hanya dirinya dan kelompoknyalah yang berhak dan paling benar berkuasa di negeri ini. kita akan lihat seperti apa dagelan politik negeri ini akan berjalan terus di 5 tahun kedepan ? apakah sang presiden pilihan rakyat yang pada hari pelantikannya diarak di jalanan oleh gegap gempita rakyat akan bisa bertahan mengomandoi arah negara ini kedepan ? ataukah para kurcaci kurcaci disenayan dengan kekuatan yang sama sama kuatnya saling berakrobat mengendalikan kekacauan ?

Tidakkah kita belajar pada sejarah 86 tahun yang lalu bahwa pemuda putra dan putri kita telah sepakat bersatu saling bahu membahu memperjuangkan indonesia yang satu ? akankah kita lupa bahwa siapapun yang berkuasa dan apapun perjalanan bangsa dan negara ini seharusnya diperjuangkan demi kemakmuran rakyat yang seharusnya berdaulat ?! bukan demi kekuasaan kekayaan dan kejayaan pribadi serta golongannya saja.

Sudahilah saling benci , mari kita bersatu. untuk kejayaan ibu pertiwi dan kemakmuran rakyat indonesia !!!!

Merdekaaa !!!
 

Comments