Menjelang 17Agustus-an 10/08/2015
Kaligarang - Semarang
Kita sudah seharusnya banyak belajar dari hubungan Soekarno-Hatta. Pada awalnya mereka mempunyai hubungan yang sangat harmonis sampai sampai masyarakat menjuluki mereka Dwi Tunggal , dimana ada Bung Karno disitulah Bung Hatta mendampingi dan mendukungnya,  hingga akhirnya ada satu titik masa dimana Bung Hatta sudah tdk bisa sejalan dgn pemikiran politik Bung Karno. Akhirnya Bung Hatta pun mundur sebagai wakil presiden pada tanggal  1 Desember 1956. Dan sejak saat itu Bung Hatta menjadi pengkritik paling tajam bagi kebijakan Bung Karno.






Bung Hatta tetap terus mendukung dan mengkoreksi kebijakan Bung Karno dengan cara manusiawi bermartabat serta menghormati prinsip - prinsip kenegarawanan yaitu dengan  menulis surat, menulis buku, berbicara dari hati ke hati dan bukan mencaci maki, menghina apalagi mengolok-olok pribadinya. Demikian juga bung Karno, walaupun tdk selalu menerima saran politik dari Bung Hatta namun, Bung Karno tetap menjadi sahabat terbaik. Tak pernah sekalipun Bung Karno memenjarakan lawan politiknya ini yang dahulu adalah kawan terbaik beliau .  Bung Karnolah yg pertama membantu Bung Hatta utk berobat keluar negeri ketika sakit bahkan Bung Hatta lah yg menjadi wali dalam pernikahan Guntur Putra Soekarno.
Bahkan ketika di Amerika Bung Karno dihina dan dicemooh, Bung Hatta justru dengan tegas mengatakan ," Baik buruknya Bung Karno, beliau adalah Presiden saya!"... dan persahabatan mereka terputus ketika Bung Karno meninggal dunia.
Bung Karno dan Bung Hatta bukan manusia sempurna, bukan pula manusia yang suka tampil dgn berbagai ayat2 agama. Mereka adalah pemimpin bangsa majemuk yang gigih mempertahankan prinsipnya dan berjuang dgn jalannya sendiri2...tapi mereka tetap bersikap dgn sesuai dengan norma2 manusia dalam hidup dan berhubungan dgn manusia lain.
Ibarat dalam dunia medsos sekarang ini, Bung Hatta dan Bung Karno mungkin saling nyolot dalam wall tapi mereka tdk pernah memblokir atau unfriend satu sama lain.
Sayang, setelah #70 thn merdeka bangsa Indonesia justru dipenuhi dengan pemimpin2 politik yang menyebarkan kebencian dan memberi contoh utk tdk menghormati pemimpin negara.
Perbedaan pendapat, kritik adalah bagian dr demokrasi..ya saya sangat setuju. Tapi tidak ada satupun di dunia ini, sistem demokrasi yang mengijinkan seorang manusia utk menghina dan merendahkan manusia lain demi sebuah tujuan.
Amerika dan Eropa perlu waktu kurang lebih 200 thn dan berdarah darah utk menjadi negara yg cukup matang dalam demokrasi. Seharusnya kita bisa belajar banyak dr mereka. Apakah kita juga perlu ratusan tahun dan berdarah darah spt mereka? . Sebagai negara beragama didukung dgn pesatnya kemajuan teknologi, informasi dan pendidikan, seharusnya kita bisa lebih cepat menjadi manusia yg bermartabat dalam ber demokrasi.
Dengan segala keterbatasan di jamannya, Bung Karno dan Bung Hatta sudah memberikan contoh hubungan manusia yang bermartabat dalam politik dan demokrasi. Semoga sebagai generasi penerus dgn segala kelebihannya, kita bisa mengambil hikmah dr pemimpin2 kita...

Sumber dari tulisan = https://www.facebook.com/ditya.sibarani?fref=photo 

Comments